Meskipun perkembangan upaya kesehatan telah mengalami peningkatan
kearah yang lebih baik, namun masih terdapat beberapa permasalahan, antara
lain:
Masih terdapat disparitas geografi; kapasitas fiskal;
belanja daerah; pendidikan; infrastruktur; akses dan fasilitas pelayanan kesehatan;
tumpang tindih sasaran penanggulangan kemiskinan dan akses fasilitas publik
(sumber Riset Fasilitas Kesehatan 2011 dan sumber lainnya);
Akses rumah tangga yang dapat menjangkau fasilitas pelayanan
kesehatan dan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan pada daerah terpencil,
tertinggal, perbatasan, dan pulau-pulau kecil terdepan dan terluar masih
rendah. Jarak fasilitas pelayanan kesehatan yang jauh disertai distribusi tenaga
kesehatan yang tidak merata antara lain ketersediaan dokter di puskesmas
tertinggi di Provinsi DI Yogyakarta 100% dan terendah di Provinsi Papua 68%,
dan pelayanan kesehatan yang mahal menyebabkan rendahnya aksesibilitas
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan;
Masih terdapat disparitas sumber daya antara lain:
ketersediaan listrik 24 jam di puskesmas tertinggi di Provinsi Jawa Tengah 99,8%,
terendah di Provinsi Papua Barat 35,6%, ketersediaan air bersih sepanjang tahun
di puskesmas tertinggi di Provinsi Jawa Timur 89%, terendah Provinsi Papua
39,5%;
masih terdapat disparitas kependudukan antara lain:
contraceptive prevalence rate (CPR) antar provinsi, CPR terendah Provinsi Maluku
34,1% dan tertinggi Provinsi Bengkulu 74%, Nasional 61,4%; disparitas total
fertility rate (TFR) antar provinsi, TFR tertinggi Maluku 3,7 dan terendah DIY
1,5 dan nasional 2,3; tingginya angka unmet-need 9,1% (SDKI tahun 2007).
masih ditemui disparitas Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan cakupan
imunisasi antar wilayah masih tinggi;
penyakit infeksi menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
yang menonjol, terutama: TB paru, malaria, HIV/AIDS, DBD dan Diare;
Penyakit yang kurang mendapat perhatian (neglected
diseases), antara lain filariasis, kusta, dan frambusia cenderung meningkat kembali,
serta penyakit pes masih terdapat di berbagai daerah;
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007
menunjukkan adanya peningkatan kasus penyakit tidak menular, antara lain penyakit
kardiovaskuler dan kanker secara cukup bermakna, menjadikan Indonesia mempunyai
beban ganda (double burden).
Karena
itu diperlukan pemantapan dan percepatan
melalui Sistem Kesehatan Nasional (SKN) sebagai pengelolaan kesehatan yang disertai
berbagai terobosan penting, antara lain program pengembangan Desa Siaga,
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), upaya pelayanan
kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer sebagai terobosan pemantapan
dan percepatan peningkatan pemeliharaan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi tingginya, Jaminan Kesehatan Semesta, dan program lainnya.
SKN
adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen Bangsa
Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor
yang tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor/urusan kesehatan, melainkan juga
tanggung jawab berbagai sektor/urusan terkait. Selengkapnya mengenai SKN
silahkan Klik disini !!!