Dalam waktu yang relatif singkat, ia mampu mengembangkan situs ini hingga menjangkau hampir semua negara. Kini ia sukses membuat dunia demam Facebook karena beragam fitur yang disediakan, kemudahan penggunaan, format komunikasi yang familiar serta disukai para pemakai internet semua kalangan usia.
Mark Elliot Zuckerberg, warga AS keturunan Yahudi yang kini sedang melejit namanya tersebut memang pantas menjadi tokoh fenomenal. Dibantu tiga temannya, Andrew Mc Collum, Dustin Moskovitz, dan Crish Hughes, ia mengawali bisnis yang semula tak ia bayangkan akan sedahsyat ini. Tak heran jika CEO Facebook ini dinobatkan sebagai salah satu orang terkaya di AS, yang menempati urutan ke 321. Dan sangat mungkin beberapa waktu mendatang asetnya akan terus bertambah dan melampaui orang-orang kaya di atasnya.
Ia sempat dituduh mencuri ide oleh beberapa temannya, kendati tuduhan ini di kemudian hari tak terbukti di pengadilan. Facebook pun pernah dianggap sebagai pembobol privasi orang lain karena fiturnya yang begitu terbuka. Namun hal ini tak mampu menghambat laju facebook yang turut memahat kebaikan bagi peradaban dunia.
Menurut catatan yang pernah dilansir majalah Forbes, Mark Zuckerberg adalah miliuner termuda sejagad, dengan jumlah kekayaan yang mengagumkan atas usaha sendiri, bukan warisan keluarga. Saat ini , kekayaannya diprediksi kira-kira 1,5 miliar US$. Pada awal 2009, tokoh berwajah baby face ini mendapat penghargaan Young Global Leaders Honorees 2009. Atas prestasi cemerlangnya, ia juga diakui dunia sebagai penerus jejak Bill Gates, bahkan majalah Time menyebut pakar computer yang ayahnya seorang dokter gigi ini sebagai salah satu dari “100 orang paling berpengaruh”.
Kini facebook telah dikukuhkan menjadi salah satu situs jaringan sosial ternama di dunia. Dengan mengandalkan otaknya yang super jenius, ia sukses mencetuskan Facebook dan keberhasilan ini sekaligus menorehkan kegemilangan Silicon Valley setelah catatan keperkasaan Google. Mark Zuckerberg mereguk keuntungan luar biasa setelah membuat jutaan orang terkena demam Facebook. Facebook diperkirakan berhasil merengkuh pendapatan iklan US$ 250-300 juta.
Pada awal 2009, Mark Zuckerberg menyatakan bahwa jumlah pemilik akun di situs jaringan sosial dunia mayanya telah mencapai 150 juta pengguna, 30% di antaranya tinggal di negeri Paman Sam. Perkembangannya memang sangat mencengangkan, tiga pecan sebelumnya, dilansir bahwa pengguna facebook sekitar 140 juta sehingga kalau dipukul rata, dalam sehari pertumbuhan pengguna situs ini kira-kira 450.000 orang.
Dengan penuh keyakinan Mark Zuckerberg mengungkapkan ambisinya untuk mengungguli You Tube dan situs-situs ternama lain, tentunya ini bukan mimpi di siang bolong. Kabarnya, pertengahan Januari 2009 tingkat pemakaian Facebook sudah berada di peringkat kelima setelah Yahoo!, Google, You Tube, dan Windows Live. Pastinya pundi-pundi uang Facebook terus menggunung, apalagi Mark Zuckerberg terus berusaha menterjemahkan situs ini dalam berbagai bahasa sehingga mereka dapat merangkul pengguna yang luar biasa banyaknya dan beragam suku bangsa.
Mencari ketenaran dan meraih citra tidaklah mudah. Ada peribahasa dalam bahasa Jawa, “Yen wis entuk jeneng, bakale jenang mara dhewe”. Peribahasa ini secara bebas dapat diartikan bahwa kalau seseorang sudah punya nama, rezeki akan datang dengan sendirinya. Begitu pula yang terjadi pada Mark Zuckerberg, ia sampai heran , banyak sekali tawaran yang datang, yang tentunya juga akan membuatnya makin kaya.
Kenyataannya, ratusan juta orang di seluruh penjuru dunia kini tergila-gila dengan jaringan sosial Facebook. Dengan fasilitas yang disajikan, kita dapat memperluas pergaulan dengan menambah ratusan atau ribuan persahabatan dari berbagai negara, mencari dan menelusuri keberadaan kawan-kawan lama yang mungkin telah puluhan tahun tenggelam laksana hilang ditelan bumi. Bahkan bagi seseorang yang tak pernah berjumpa dengan teman sejak perpisahan usai lulus SD, bisa memakai Facebook untuk merangkai kenangan yang kita anggap sudah lenyap. Hebat, bukan?
Itu belum seberapa, dalam pemilihan presiden AS yang digelar pada tahun 2008 yang lalu, Barack Obama berterus terang telah memanfaatkan situs Facebook sebagai salah satu teknik untuk menarik simpati masyarakat Amerika. Tim kampanye calon presiden berkulit hitam ini merekrut Chris Hughes untuk membantunya dan akhirnya terbukti. Obama terpilih menjadi presiden AS dengan kemenangan yang sangat meyakinkan. Barangkali kerjasama tersebut merupakan bentuk simbiosis mutualisme. Obama merasa Facebook membantunya untuk menjadi media dalam memperoleh suara, sementara secara tak langsung, Facebook pun melejit citranya dan segera menghentak dunia dengan timbulnya wabah “demam Facebook” dimana-mana termasuk juga di Indonesia.
Baca juga : Produk-produk ibu Eva