
Penyelenggaraan piala dunia 2014 Brasil kali ini telah mengeruk dana pemerintah hingga 11 miliar dollar AS atau sekitar Rp. 130 triliun dan mereka menuntut dana itu digelontorkan untuk kesejahteraan warga bukan pesta sepak bola. Meskipun mendapat pertentangan dari dalam negeri, pemerintah Brasil tetap melanjutkan persiapan karena tentu pemerintah memiliki pertimbangan lain sehingga piala dunia 2014 Brasil dapat berjalan sukses.
Puncak kemarahan sebagian besar warga ditunjukkan dengan unjuk rasa ribuan demonstran serentak turun ke jalan di empat kota besar Brasil saat pembukaan piala dunia 2014 kamis 12 Juni 2014 kemaren, salah satunya Sao Paulo kota tempat berlangsungnya laga pembuka antara Brasil melawan Kroasia di arena Corinthians. Di kota Sao Paulo ini, ratusan demonstran bahkan bentrok dengan polisi di sekitar stadion, dan tembakan gas air mata mewarnai aksi ini.
Situasi terus bergolak dan makin mencekam ketika Brasil tertinggal 0-1 akibat gol bunuh diri Marcelo pada menit ke 11. Kekecewaan para pendukung yang menyaksikan lewat layar raksasa di luar stadion menambah suram suasana. Bahkan ketika Neymar menyamakan kedudukan 18 menit kemudian suasana masih tetap “dingin”. Suasana perlahan mencair ketika wasit asal Jepang, Yuichi Nishimura memberikan tendangan penalti bagi Brasil di menit ke 77, Neymar menciptakan gol kedua, menggetarkan gawang kiper Kroasia, Stipe Pletikosa. Gol Oscar di pengujung laga memastikan kemenangan 3-1 bagi Brasil yang pernah menjuarai piala dunia lima kali, dan makin mengukuhkan hegemoni Brasil sebagai negara yang tidak pernah kalah pada laga pembuka putaran final piala dunia sejak 1938.

Tidak dipungkiri memang, sepak bola mampu menumbuhkan rasa nasionalisme yang besar bagi setiap penduduk suatu negara, tidak terkecuali di Indonesia, bagaimana seluruh penduduk dari Sabang sampai Merauke, laki-laki dan perempuan, tua maupun muda, semua memberi dukungan terhadap penampilan timnas ketika berhadapan dengan musuhnya, dan sesaat mereka lupakan kesenjangan sosial dan kasus-kasus korupsi yang dilakukan para elit…hehe..
#Dari berbagai sumber#