Home » » Unjuk rasa mengecam piala dunia 2014 berbalik kegembiraan, sebuah cerita dari Brasil

Unjuk rasa mengecam piala dunia 2014 berbalik kegembiraan, sebuah cerita dari Brasil

Written By admin on Sabtu, 14 Juni 2014 | 10.44



piala dunia 2014 brasilMeskipun masyarakat Brasil terkenal pecinta bola, namun pelaksanaan piala dunia 2014 yang berlangsung di negara mereka juga mendapat pertentangan dari dalam negeri. Dapat dipahami memang, karena negara yang terkenal dengan jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia tersebut masih tergolong negara berkembang seperti Indonesia, dimana sebagian besar masyarakatnya masih tergolong miskin dengan disparitas antara kaya dengan miskin masih tinggi. Kesenjangan sosial inilah yang memicu kemarahan masyarakat Brasil penentang penyelenggaraan piala dunia 2014 di Brasil.

Penyelenggaraan piala dunia 2014 Brasil kali ini telah mengeruk dana pemerintah hingga 11 miliar dollar AS atau sekitar Rp. 130 triliun dan mereka menuntut dana itu digelontorkan untuk kesejahteraan warga bukan pesta sepak bola. Meskipun mendapat pertentangan dari dalam negeri, pemerintah Brasil tetap melanjutkan persiapan karena tentu pemerintah memiliki pertimbangan lain sehingga piala dunia 2014 Brasil dapat berjalan sukses.

piala dunia 2014 brasil
Puncak kemarahan sebagian besar warga ditunjukkan dengan unjuk rasa ribuan demonstran serentak turun ke jalan di empat kota besar Brasil saat pembukaan piala dunia 2014 kamis 12 Juni 2014 kemaren, salah satunya Sao Paulo kota tempat berlangsungnya laga pembuka antara Brasil melawan Kroasia  di arena Corinthians. Di kota Sao Paulo ini, ratusan demonstran bahkan bentrok dengan polisi di sekitar stadion, dan tembakan gas air mata mewarnai aksi ini.

Situasi terus bergolak dan makin mencekam ketika Brasil tertinggal 0-1 akibat gol bunuh diri Marcelo pada menit ke 11. Kekecewaan para pendukung yang menyaksikan lewat layar raksasa di luar stadion menambah suram suasana. Bahkan ketika Neymar menyamakan kedudukan 18 menit kemudian suasana masih tetap “dingin”. Suasana perlahan mencair ketika wasit asal Jepang, Yuichi Nishimura memberikan tendangan penalti bagi Brasil di menit ke 77, Neymar menciptakan gol kedua, menggetarkan gawang kiper Kroasia, Stipe Pletikosa. Gol Oscar di pengujung laga memastikan kemenangan 3-1 bagi Brasil yang pernah menjuarai piala dunia lima kali, dan makin mengukuhkan hegemoni Brasil sebagai negara yang tidak pernah kalah pada laga pembuka putaran final piala dunia sejak 1938.

piala dunia 2014 brasilKemenangan ini mengubah wajah-wajah di sekitar stadion dan seantero Brasil. Ratusan pengunjuk rasa larut dalam sukacita bersama ribuan penggemar yang sejak awal mendukung tim asuhan pelatih Luiz Felipe Scolari, suara letupan gas air mata berganti dengan desis puluhan kembang api yang menandai pesta kemenangan “Selecao”. Mereka semua lupa dengan demonstrasi yang dilakukan, ribuan warga menari, menyanyi dan meniup terompet di sepanjang jalan.  “kami marah dengan anggaran piala dunia yang tak masuk akal, kami benci itu, namun saat tiba waktunya merayakan kemenangan Brasil, kami semua bersatu, “ ujar Fabio Cardamone (25), karyawan perbankan di Sao Paulo.

Tidak dipungkiri memang, sepak bola mampu menumbuhkan rasa nasionalisme yang besar bagi setiap penduduk suatu negara, tidak terkecuali di Indonesia, bagaimana seluruh penduduk dari Sabang sampai Merauke, laki-laki dan perempuan, tua maupun muda, semua memberi dukungan terhadap penampilan timnas ketika berhadapan dengan musuhnya, dan sesaat mereka lupakan kesenjangan sosial dan kasus-kasus korupsi yang dilakukan para elit…hehe..

#Dari berbagai sumber#
Share this article :
 
Web Terkait : Kementerian Kop dan UKM | Kementerian Kesehatan | Pemkab Muara Enim
Copyright © 2018. KPN KOKESMA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Yusrizal
Proudly powered by Blogger