Home » » Om Yance yang mengalomania

Om Yance yang mengalomania

Written By admin on Minggu, 16 Maret 2014 | 19.14

berbagi untuk anggota kpn kokesma dinas kesehatan kabupaten muara enim yang masih jomblo
Oom Yance Lukahatimu lahir di zaman Jepang. Orangnya perlente dan wangi. Necis setiap hari dan hafal lebih dari sepuluh nama gadis. Don Juankah ia? Bukan. Mata keranjangkah ia? Juga tidak. Ia Cuma seorang pria lajang yang sering kebingungan karena senantiasa melihat gadis dengan sekian kekurangannya. Dan ia kesepian.

Om Yance sedikit mirip potoongan bintan Omar Shariff. Matanya hitam, berkumis dan giginya tongos. Bertubuh sedikit pendek rajin tersenyum dan lubang hidungnya ranum. Suatu malam pesta ia ditanya sahabat karibnya., mengapa ia belum juga kawin. Om Yance hanya tersenyum. Ia tak tahu mesti bilang apa, karena bukan tidak kepingin, yang dicari belum ketemu.

Banyak orang mempergunjingkan om Yance, karena posisi terasnya membuat ia menonjol dikalangannya. Seorang bilang om Yance homo, yang lain mengira om Yance lebih doyan makan sate kambing ketimbang beli kambing. Yang lain lagi mengatakan kalau om Yance tidak poten dan selebihnya menduga patah hati. Tetapi om Yance Cuma diam. Siapa bilang om Yance orang yang minder, ia gallant dan amat perkasa.  Mudah bergaul dan amat disenangi. Diam-diam banyak anak gadis mengincarnya, tetapi semua tak masuk nominasi. Mula-mula Mareyke, mahasiswi perhotelan yang magang dikantornya mulai berani melirik  om Yance saban pagi, tetapi om Yance acuh saja. Ia takut pada gadis yang terlalu agresif seperti Mareyke dan om Yance melihat daun telinga Mareyke tinggi sebelah. Itu satu cacat bagi matanya.

Berikutnya Sance, sekretaris perusahaan yang ikut tender dengannya. Sance terlalu jelita untuk dibilang manis. Tapi ia gadis yang terlalu slordig. Kalau duduk sering kurang etis dan di hadapan om Yance ia tersenyum dengan potongan cabai merah terselip di barisan gigi serinya. Om Yance memang tidak semaput, tapi itu merupakan suatu cela besar baginya dan ia urung menempel Sance.

Greta hampir saja masuk nominasi sekiranya ia lebih hati-hati, Cuma lantaran ketika pergi piknik ke pantai, om Yance melihat dengan mata kepala sendiri kalau Greta itu gembul. Om Yance melihat sendiri Greta menyendok nasi sebanyak dua porsi sekaligus. Om Yance jadi merinding, om Yance merasa merasa kemanisan greta luntur seketika membuat hatinya mengkerut.
Dan masih sederet gadis-gadis dan juga janda yang kehilangan mustika di mata om Yance, ada-ada saja cela dimatanya yang mengganggu rasa hatinya.

*******

Om Yance mulai sadar umurnya semakin mengulur. Ia rindu anak, rindu kasih saying, tetapi yang dicari belum juga ketemu. Mimpinya sudah satu : profil seperti Elizabeth Taylor, mata seperti Cintami Atmanegara dan hidung seperti Tatun O’Neal serta bibirnya seperti Lenny Marlina. Kombinasi inilah yang belum juga ia temui sampai hari ini. Celakanya, ia sangat yakin kalau kombinasi dalam khayalannya itu pasti akan hadir dalam sebuah sosok wanita, yang entah kapan, di mana suatu hari akan dijumpainya.

Bukan tak pernah om Yance minta advis, dokter dan psikiater pernah ia putari. Begitu juga konselor perkawinan. Tetapi apapun yang dibilang para ahli, ia tetap teguh pada mimpinya, walaupun semua ahli yang pernah dikontaknya Cuma bisa geleng-geleng kepala. Seorang psikolog yang mengenal om Yance menilai kalau om Yance itu orang yang ferfektionistis. Para pembantu dirumahnya membenarkan pernyataan ini, om Yance tak mau tangannya kotor, ia selalu membasuh tangannya, meneliti pakaiannya kalu ada debu yang melekat, ia amat obsesif pada kebersihan, amat disiplin dan berambisi. Pekerjaanya tak boleh sedikitpun salah. Apapun yang dikerjakannya diharapkan memberikan hasil yang paling sempurna. Itu barangkali yang menjadi latar belakang konsep memilih teman hidupnya.

Tapi bukan hanya itu agaknya, seorang psikiater yang pernah akrab dengannya juga bilang kalau om Yance ini terlalu merasa dirinya amat terlalu ganteng. Ia menilai kalau dirinya amat sempurna melebihi kenyataan sebenarnya. Sudah dibilang ia hanya mirip potongan bintang Omar Shariff, tapi cacatnya bukan Cuma satu, semua yang melihatnya tahu bibirnya tebal dan hitam, kedua pipinya sudah bergaut dan matanya redup sebelah, tatpi body image yang dimiliki om Yance dibangunnya sendiri seolah-olah ia seorang bintang dari segala bintang. Dalam benaknya ia merupakan proyeksi dari kombinasi Roger Moore dan Michael London. Begitu dibayangkan setiap kali ia berjalan dan berhadapn dengan wanita, yang sesungguhnya membuat penampilannya kurang harmoni. Dalam bayangan om Yance teman hidupnya haruslah seorang yang mirip bidadari, karena ia seorang arjuna. Tapi dari tahun ke tahun sang bidadari tak pernah ada di matanya, semua kelihatan sebagai wanita yang bukan bagai bidadari, dengan cacat dan cela.

Ada satu penyakit jiwa pada mana orang memiliki anggapan yang keliru mengenai dirinya (delusi) bahwa dirinya maha besar. Ia merasa bahwa dia bagai presiden atau Napoleon, sehingga bersikap bertingkah laku seperti Napoleon atau presiden. Adanya waham inilah kira-kira yang menjadikan om Yance begitu walaupun om Yance bukan seorang megalomania sejati seperti itu. Tapi setidaknya ia merasa dirinya amat sangat ganteng dan itu tidak sesuai dengan kenyataannya.

Om Yance telah banyak kehilangan kasih saying sejak bayi. Sedikit perhatian diterimanya dari lingkungan hidupnya, dan berkat prestasi demi prestasi diraihnya menduduki posisi tertinggi, membentuk dirinya sedemikian. Figure ayah tidak ada, figure ibu ia tak pernah tahu, ia mendambakan semua itu tanpa ia sadari dan hanya terungkapkan dalam mimpi-mimpinya.

Jika pada akhirnya om Yance memilih Supinah, gadis desa yang disekolahkannya hingga mahasiswi, itu bukan suatu tragedy. Itu suatu kenyataan yang pernah diramalkan bagi seorang Yance yang kehilangan figure ibu. Pada Supinah yang lugu, yang menyimpan segenap naluri keibuannya, terasa lain oleh om Yance. Ia merasakan ada yang menyentuh dan seperti menemukan apa yang selama ini dicarinya, yaitu naluri keibuan yang tak pernah ditemukannya di balik di balik gincu dan bedak Mareyke, Sance dan Greta atau gadis-gadis lain yang memberinya senyuman dan lirikan. Gadis Supinah yang tak cantik tidak cantik tidak memberikan itu, seperti seorang ibu ia memberikan nalurinya, naluri keibuannya tanpa pretense atau niat apa-apa pada om Yance kecuali ingin melayani tuannya dengan sepenuh hati.

Mimpi-mimpi om Yance yang dibangunnya selama ini diruntuhkannya sendiri ketika ia menemukan dunia realita pada diri Supinah yang bertahun-tahun terabaikan sebagai pengurus rumah tangganya, yang tulus dan setia bangun pagi, menggosok sepatunya, dan menyiapkan sarapan paginya. Om Yance terenyuh dan disitu menemukan tambatannya yang selama ini hilang. Begitukah semua pria? Begitulah om Yance lukahatimu.

 *********

Cerita ini merupakan tulisan dari dokter Handrawan Nadesul dalam buku NEGOSIASI DENGAN KEHIDUPAN, semoga memberi inspirasi bagi anggota KPN Kokesma yang masih jomblo..hehe..
Share this article :
 
Web Terkait : Kementerian Kop dan UKM | Kementerian Kesehatan | Pemkab Muara Enim
Copyright © 2018. KPN KOKESMA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Yusrizal
Proudly powered by Blogger